Beranda KWI Romo Herman Yoseph Babey: Kaderisasi Pemimpin Butuh Pendampingan Berkelanjutan

Romo Herman Yoseph Babey: Kaderisasi Pemimpin Butuh Pendampingan Berkelanjutan

 

SUMBAWA BESAR – Upaya kaderisasi pemimpin Gereja dan masyarakat terus digalakkan oleh Komisi KOMSOS KWI dan KOMSOS Keuskupan Denpasar dengan mengadakan workshop public speaking bagi Orang Muda Katolik di Dekenat NTB. Gereja berkomitmen, kaderisasi pemimpin Gereja dan masyarakat harus disiapkan dari sekarang.

“OMK sebagai bagian integral dari Gereja di Keuskupan Denpasar memiliki peluang untuk menjadi pemimpin di masa depan. Menjadi ketua basis atau ketua lingkungan, ketua dewan stasi, ketua dewan paroki dan ketua-ketua komisi di paroki dan di keuskupan saat ini dan nanti dibutuhkan tidak hanya kecerdasan intelektual tapi juga ketrampilan berbicara. Orang bisa dipengaruhi kalau pemimpin itu punya ketrampilan berbicara yang baik,” ujar Ketua KOMSOS Keuskupan Denpasar, Romo Herman Yoseph Babey ketika memberi pengarahan kepada peserta workshop public speaking, Selasa (25/8) di Gedung Pastoral “Santo Ignatius”, Sumbawa Besar.

Romo Babey menuturkan, pengkaderan pemimpin Gereja dan pemimpin masyarakat merupakan kebutuhan yang mendesak untuk digalakan terutama di wilayah keuskupan Denpasar. Keuskupan Denpasar memiliki wilayah yang cukup luas mencakup 2 propinsi yakni Propinisi Bali dan NTB. Umat Katolik memang minoritas tetapi umat Katolik diminta untuk terus memberikan kontribusi bagi pembangunan di kedua propinsi tersebut dengan memasok calon-calon pemimpin yang berkualitas.

Sebagai gambaran, berdasarkan data yang didapat dari Sekretariat Keuskupan Denpasar, saat ini jumlah umat Katolik di Keuskupan Denpasar mencapai 70.000 orang, tersebar di 21 paroki dan dilayani oleh 41 imam. Dari 21 paroki di Keuskupan Denpasar, 9 paroki berada di wilayah dekenat Bali Timur diantaranya Paroki Roh Kudus, Katedral Denpasar-Denpasar Timur, Paroki Santo Yoseph Denpasar, paroki Santo Petrus Monang Maning -Denpasar Barat, paroki Santa Maria Ratu Rosari Gianyar – Abianbase, Gianyar, Karangasem,paroki Santa Theresia, Tangeb – Mengwi, Badung, paroki Roh Kudus, Babakan – Kuta Utara, Badung, paroki Santo Paulus, Kulibul – Tibubeneng, Kuta Utara, paroki Tritunggal Mahakudus, Tuka – Kuta Utara, Badung, paroki Santo Fransiskus Xaverius, Kuta – Kuta, Badung, dan paroki Maria Bunda Segala Bangsa, Nusa Dua – Kuta Selatan, Badung. 5 paroki berada di wilayah dekenat Bali Barat diantaranya Paroki Santa Maria Ratu, Gumbrih – Pekutatan, Jembrana, paroki Santo Petrus, Negara – Negara, Jembrana, paroki Hati Kudus Yesus, Palasari – Melaya, Jembrana, paroki Santo Paulus, Singaraja – Singaraja, Buleleng, dan paroki Santa Maria Immaculata, Tabanan – Tabanan. 7 paroki lainnya masuk dalam wilayah dekenat Nusa Tenggara Barat seperti Paroki Santo Antonius Padua, Ampenan – Ampenan, Mataram, paroki Santa Maria Immaculata, Mataram – Mataram, paroki Santo Yohanes Pemandi, Praya – Praya, Lombok Tengah, paroki Sang Penebus, Sumbawa Besar – Sumbawa Besar, Sumbawa, paroki Santo Yusuf, Raba – Kota Bima, Quasi Paroki Santo Yohanes Maria Vianney, Donggo – Donggo, Bima, dan paroki Santa Maria – Santo Yoseph, Dompu – Dompu.

“Diharapkan OMK Dekenat NTB dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik setelah mengikuti pelatihan public speaking ini. Pelatihan sepert ini telah diberikan juga kepada OMK Dekenat Bali Timur dan Dekenat Bali Barat. Mereka di sana perlahan tapi pasti sudah membawa sesuatu yang positif terutama dalam hal memimpin dan menggerakan OMK, “ ujarnya.

Butuh pendampingan

Menurut Romo Babey, kebutuhan akan kaderisasi pemimpin dalam Gereja maupun masyarakat butuh pendampingan berkelanjutan. “Tantangan saat ini bagi Gereja adalah bagaimana menyediakan waktu dan fasilitator untuk memberikan bimbingan secara tetap agar kebutuhan kaderisasi ini dapat tercapai,” kata Romo Babey.

Romo Babey menuturkan, kesiapan Gereja untuk menyediakan waktu dan tenaga fasilisator perlu ditingkatkan untuk mendukung upaya  Gereja dalam hal kaderisasi pemimpinnya.

Berdasarkan catatan, beberapa pelatihan workshop public sepaking yang telah dilaksanakan selama ini semakin memberi dampak yang lebih besar setelah dilakukan pendampingan berkelanjutan, seperti di Keuskupan Atambua dan Keuskupan Agung Medan.

 

Kredit Foto: Ketua Komisi KOMSOS Keuskupan Denpasar, Romo Herman Yoseph Babey ketika memberikan arahan kepada peserta workshop public spekaing di Gedung Pastoral Santo Ignatius, Sumbawa Besar.