Home KATEKESE Santa Margareta Cortona : 22 Februari

Santa Margareta Cortona : 22 Februari

22 Februari, Bunda Maria, gereja katolik, gereja Katolik Indonesia, Katekese, Katolik, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Para Kudus, Para Kudus di Surga, Pengaku Iman, Santo Polikarpus, Santa Margareta Cortona, Santo Petrus Damianus, Santo Eucherius dari Orleans, Santo Kornradus dari Piacenza, Santo Flavianus, Santo Theodulus, Santo Onesimus, Santa Perawan Maria dari Lourdes, Santo Benediktus dari Anaine, Umat Katolik, Uskup dan Pengaku Iman, Yesus Kristus
Ilustrasi

MARGARETA dari Cortona dilahirkan di Laviano dekat Cortona di Provinsi Tuscany, wilayah Keuskupan Agung Chiusi, Italia, pada tahun 1247. Ibunya wafat ketika Margareta baru berusia tujuh tahun. Sebagai seorang biarawati fransiskan, Margareta hidup dalam semangat kemiskinan seperti teladan santo Fransiskus Asisi pendiri Ordo Fransiskan. Setiap hari warga kota akan melihatnya berkeliling mengemis dari rumah ke rumah untuk mendapatkan makanan sehari-hari. Banyak orang akan menerima pendosa yang telah bertobat ini dengan ramah, namun banyak pula hujatan dan caci-maki yang harus ia terima. Dan Margareta akan menerima semua hujatan dan hinaan sebagai silih atas dosa-dosanya.

Walau hidup miskin, namun Margareta tetap peduli pada orang sakit yang miskindan terlantar. Ia menjelajah Kota Cortona dan berhasil mengumpulkan dana untuk mendirikan rumah sakit untuk menampung mereka. Ia juga mendirikan tarekat Suster-Suster Ordo Ketiga yang dikenal dengan le Poverelle (saudari dina) untuk merawat para orang sakit yang terlantar tersebut. Selain itu, ia juga mendirikan Persaudaraan Bunda Kerahiman untuk membantu rumah sakit dan menolong orang-orang miskin.

Hidup Margareta yang luar biasa ini menjadi saksi akan kasih Tuhan yang tiada batasnya bagi setiap pendosa yang bertobat. Tuhan meyakinkan Margareta bahwa dosa-dosanya telah sepenuhnya diampuni dengan menganugerahkan banyak karunia ilahi yang luar biasa. Pada banyak kesempatan, kata-kata Margareta yang lemah-lembut dan penuh penghayatan memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menyadarkan para pendosa. Nasehat dan doa-doanya merupakan sarana yang membawa mereka ke jalan pertobatan. Banyak jiwa di api penyucian diselamatkan berkat doa-doanya. Tuhan juga menghiasi kisah hidup Margareta dengan banyak mukjijat yang luar biasa. Doa-doanya telah memulihkan banyak orang sakit, bahkan ada pula seorang anak yang telah meninggal dapat bangkit kembali berkat doa Margareta. Roh-roh jahat pun gemetaran bila didekatinya dan terbirit-birit meninggalkan mereka yang telah mereka rasuki setelah dihardik.

Akhirnya, setelah selama 23 tahun hidup sebagai rubiah dan melakukan laku tapa yang berat, pada umur 50 tahun, Tuhan memanggil pentobat yang besar ini ke surga pada 22 Februari 1297. Tubuhnya yang tetap utuh kini disemayamkan dalam relikuarium di sebuah gereja Fransiskan, yang kini menyandang namanya, di kota Cortona.

Santa Margareta Cortona di beatifikasi pada tahun 1515 oleh paus Leo X dan dikanonisasi oleh Paus Benediktus XIII pada tahun 1728.

Sumber: katakombe.org

Inspirasimu: Santo Petrus Damianus : 21 Februari