Beranda KATEKESE Santo Petrus Damianus : 21 Februari

Santo Petrus Damianus : 21 Februari

21 Februari, Bunda Maria, Gereja Katolik, Gereja Katolik Indonesia, Ibu Maria, Kanak-Kanak Suci, katekese, katolik, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Para Kudus, Para Kudus di Surga, Pengaku Iman, Santo Petrus Damianus, Santo Eucherius dari Orleans, Santo Konradus dari Piacenza, Santo Flavianus, Santa Apolonia dan para martir Alexandria, Santa Katarina dari Ricci, Santa Perawan Maria dari Lourdes, Santo Benediktus dari Anaine, Umat Katolik, Uskup dan Pengaku Iman, Yesus Kristus
Ilustrasi: catholicnewsagency.com

PETRUS DAMIANUS dilahirkan pada tahun 1007 dan menjadi yatim piatu sejak masih kanak-kanak. Ia diasuh oleh seorang kakaknya yang berwatak buruk. Kakaknya suka menganiaya dia serta membiarkannya kelaparan. Seorang kakaknya yang lain, Damianus yang adalah seorang pastor di Ravenna, mengetahui keadaannya yang sebenarnya. Ia membawa Petrus pulang ke rumahnya.

Sejak saat itulah hidup Petrus berubah sepenuhnya. Ia diperlakukan dengan penuh cinta, kasih sayang serta perhatian. Begitu bersyukurnya Petrus hingga kelak ketika ia menjadi seorang religius, ia memilih nama Damianus sebagai ungkapan kasih sayang kepada kakaknya.

21 Februari, Bunda Maria, Gereja Katolik, Gereja Katolik Indonesia, Ibu Maria, Kanak-Kanak Suci, katekese, katolik, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Para Kudus, Para Kudus di Surga, Pengaku Iman, Santo Petrus Damianus, Santo Eucherius dari Orleans, Santo Konradus dari Piacenza, Santo Flavianus, Santa Apolonia dan para martir Alexandria, Santa Katarina dari Ricci, Santa Perawan Maria dari Lourdes, Santo Benediktus dari Anaine, Umat Katolik, Uskup dan Pengaku Iman, Yesus Kristus
Ilustrasi

Damianus mendidik Petrus serta memberinya semangat dalam belajar. Petrus kemudian mengajar di perguruan tinggi ketika usianya baru duapuluh tahunan. Ia menjadi seorang guru yang hebat. Tetapi Tuhan membimbingnya ke jalan yang tidak pernah terpikirkan olehnya.

Petrus hidup pada masa di mana banyak orang dalam Gereja terlalu dipengaruhi oleh tujuan-tujuan duniawi. Petrus sadar bahwa Gereja adalah ilahi dan Gereja memiliki rahmat dari Yesus Kristus untuk menyelamatkan semua orang. Ia ingin agar Gereja bersinar dengan kemuliaan Kristus.

Sekitar 1035, Petrus berhenti mengajar dan memutuskan untuk pensiun dari kehidupan dunia dan menjadi seorang biarawan Benediktin. Kesehatannya saat itu sangat buruk, apalagi karena ia tidak begitu mempedulikannya. Ia tetap berusaha untuk bermati raga dan mencoba untuk menggantikan tidur dengan doa.  Suatu saat ia alhirnya dapat dipaksa untuk menghabiskan beberapa waktu untuk menjalani pemulihan; yang mana ia pergunakan sepenuhnya untuk mendalami Kitab Suci.

Sumber: katakombe.org

Inspirasimu: Santo Eucherius dari Orleans : 20 Februari