Beranda Jendela Alkitab Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 09 Februari 2020

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 09 Februari 2020

Gembala, Pandemi, dirumah aja, Essay, Gerakan Solidaritas, gereja Katolik Indonesia, hasil bumi, Indonesia, Jaga jarak, katekese, katolik, Keuskupan Denpasar, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, STFT Widya Sasana Katolik, Lawan Covid-19, pewartaan, Saling Peduli, stay at home
Ilustrasi

Bacaan Pertama Yes 58:7-10

Terangmu akan merekah laksana fajar.

Beginilah firman Tuhan Allah, “Aku menghendaki supaya engkau membagi-bagikan rotimu kepada orang yang lapar, dan membawa ke rumahmu orang-orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah laksana fajar, dan luka-lukamu akan pulih dengan segera.
Kebenaran menjadi barisan di depanmu dan kemuliaan Tuhan menjadi pengiringmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil Tuhan dan Ia akan menjawab; engkau akan berteriak minta tolong, dan Ia akan berkata, ‘Ini Aku!’ Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu, dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah, apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri,
dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap, dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 112:4-5.6-7.8a.9 R:4a

Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.

  • Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
    Orang baik menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, yang melakukan segala urusan dengan semestinya.
  • Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan dikenang selama-lamanya. Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan kepada Tuhan.
  • Hatinya teguh, ia tidak takut, Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Bacaan Kedua 1Kor 2:1-5

Aku menyampaikan kepadamu kesaksian tentang Yesus Kristus yang disalibkan.

Saudara-saudara, ketika aku datang kepadamu, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa pun di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku pun datang kepadamu dalam kelemahan, dengan sangat takut dan gentar. Baik ajaran maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, melainkan dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya imanmu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.

Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil Yoh 8:12

Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikut Aku, ia akan mempunyai terang hidup.

Bacaan Injil Mat 5:13-16

Kamu adalah terang dunia.

Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang,
supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu yang di surga.”

Demikianlah Injil Tuhan

Renungan

“Kamu adalah garam dunia” merupakan ungkapan untuk mendorong para murid saat mengalami penderitaan dan kegalauan agar menjadi berkat bagi dunia. Para nabi yang ada sebelum mereka adalah garam bagi tanah Kanaan, tetapi para rasul adalah garam bagi seluruh bumi, sebab mereka harus pergi ke seluruh dunia untuk memberitakan Injil. Tampaknya mereka berkecil hati karena jumlah merek begitu sedikit dan lemah. Apa yang mampu mereka lakukan di kawasan yang begitu luas seperti seluruh muka bumi ini? Tidak ada, jika mereka harus bekerja dengan menggunakan kekuatan senjata dan pedang semata. Dengan bekerja tanpa suara seperti garam, maka segenggam garam itu akan menyebarkan rasanya ke mana-mana, menjangkau daerah yang luas, dan bekerja tanpa terasa dn tanpa penolakan sama seperti bekerjannya ragi.

Menjadi komunitas garam dan ragi persis sama seperti yang dikatakan dalam Yesaya 58:7-10, yaitu supaya engkau memecah-mecahkan rotimu bagi yang lapar, dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tidak memiliki rumah. Mewujudkan belas kasih meski sederhana sekalipun akan memberikan dampak yang luar biasa, terlebih bagi mereka yang merasakan belas kasih itu. Rasa belas kasih dan pengalaman dikasihi tidak akan pernah luntur. Inilah yang perlu kita kembangkan dalam kegembalaan Gereja khususnya zaman ini di mana belas kasih dan kepedulian semakin luntur. Doa, kesalehan, Ekaristi sangatlah penting, tetapi menjadi berarti kalau kita mampu menciptakan komunitas ekaristis: kerelanan dan siap sedia untuk berbagi.

Bapa Yang Mahakasih, pengalaman yang engkau berikan pada hari ini sungguh dalam. Kami ingin menjadi garam dan terang di mana pun kami berada, Amin.

Sumber: renungan: Ziarah Batin 2020, OBOR Indonesia

Inspirasimu: Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Sabtu, 08 Februari 2020