Bacaan, Bacaan Kitab Suci, bait allah, Firman Tuhan, iman, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Yesus Juruselamat, penyejuk iman, Ziarah Batin 2025, OBOR, Obormedia, Toko Rohani OBOR, Pewarta Iman, Katekese, Katolik, Iman Katolik, Paus Fransiskus, ensiklik Laudato Si, renungan harian, Bacaan, Mazmur Tanggapan, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, Umat Katolik, Hari Minggu Biasa XXVIII, Penyejuk Hati, sabda Allah, Oase Katolik, Renungan Pagi, Sabda Tuhan, Mirifica News, Renungan MIrifica, Renungan Komsos KWI, Renungan Mirifica, Bacaan, Mazmur Tanggapan, dan Renungan Harian Katolik Minggu 12 Oktober 2025, Paus Leo IV
Ilustrasi

Hari Minggu, Pekan Biasa XXVIII
St. Wilfridus
St. Serafinus dari Motenegranaro
Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I: 2 Raja-Raja 5:14-17

Naaman kembali kepada Elisa, abdi Allah, dan memuji Tuhan.

Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja:

Sekali peristiwa turunlah Naaman, panglima raja Aram, ke sungai Yordan, lalu membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai itu, sesuai dengan perkataan Elisa, abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak, dan ia menjadi tahir.

Kemudian kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Sesampai di sana majulah ia ke depan Elisa dan berkata, “Sekarang aku tahu bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu, terimalah kiranya suatu pemberian dari hambamu ini!”

Tetapi Elisa menjawab, “Demi Tuhan yang hidup, yang aku layani, aku tidak akan menerima apa-apa.” Walaupun Naaman mendesaknya, Elisa tetap tidak mau menerima sesuatu. Akhirnya berkatalah Naaman, “Jikalau demikian, berikanlah kepada hambamu ini tanah sebanyak dapat diangkut oleh sepasang bagal, sebab hambamu ini tidak lagi akan mempersembahkan kurban bakaran atau korban sembelihan kepada allah lain, kecuali kepada Tuhan.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mazmur 98:1.2-3ab.3cd-4; R:2b

Tuhan telah menyatakan keselamatan yang datang dari pada-Nya di hadapan para bangsa.

Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.

Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.

Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah, dan bermazmurlah!

Bacaan II: 2 Timotius 2:8-13

Jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Kristus.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius:

Saudaraku terkasih, ingatlah akan ini: Yesus Kristus, keturunan Daud, yang telah bangkit dari antara orang mati, itulah yang kuberitakan dalam Injilku. Karena pewartaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi sabda Allah tidak terbelenggu. Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka pun memperoleh keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal. Benarlah sabda ini: Jika kita mati dengan Kristus, kita pun akan hidup dengan Dia. Jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia. Jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita. jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil: 1 Tes. 5:18

Bersyukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah bagimu dalam Kristus Yesus.

Bacaan Injil: Lukas 17:11-19

Tidak adakah yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh, dan berteriak, “Yesus, Guru, kasihanilah kami!”

Yesus lalu memandang mereka dan berkata, “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Dan sementara dalam perjalanan, mereka menjadi tahir. Seorang di antara mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu seorang Samaria. Lalu Yesus berkata, “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?”

Lalu Ia berkata kepada orang itu, “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan

Bagi orang-orang Israel, sakit tidak hanya berkaitan dengan fisik, tetapi juga sosial dan keimanan. Sakit tertentu, seperti sakit kulit yang menajiskan atau kusta, dianggap sebagai akibat dosa terhadap Tuhan sehingga para penderita dianggap najis, tidak diperbolehkan dekat dengan orang-orang normal, tidak boleh mengikuti ibadah di Bait Allah. Orang-orang ini tidak hanya mengalami penderitaan secara fisik, tetapi juga penderitaan secara psikologis karena mereka dikucilkan dari pergaulan. Kesepuluh orang sakit kulit menajiskan yang dikisahkan dalam Injil hari ini memohon untuk disembuhkan oleh Yesus. Dalam keterpurukan hidup, mereka berjuang untuk bertemu Tuhan meskipun hanya dari kejauhan. Mereka mengimani bahwa Yesus akan mengabulkan permohonan mereka. Mereka pun sembuh. Pelajaran pertama dari kisah ini adalah rahmat dan berkat Tuhan harus ditanggapi dengan iman yang terungkap dalam doa dan usaha. Allah mengasihi kita dan memerhatikan keluh-kesah umat Nya dengan berkat yang melimpah. Namun, kita perlu dan harus menanggapinya dengan iman, dengan hati yang percaya dan berserah.

Hal kedua yang menarik dari kisah ini adalah cara Yesus menyembuhkan mereka. “Pergilah, perlihatkan dirimu kepada imam-imam,” kata Tuhan Yesus kepada mereka. Orang-orang itu menuruti apa yang dikatakan Yesus dan mereka pun sembuh. Di balik perintah Yesus itu, ada penyembuhan dan pemulihan yang menyeluruh terhadap sakit dan penderitaan. Kesepuluh orang sakit kulit yang menajiskan itu tidak hanya sembuh dan pulih secara fisik, tetapi juga sembuh dan pulih secara psikologis dan sosial. Harkat martabat mereka kembali diangkat ketika mereka boleh memperlihatkan diri kepada imam-imam, mengikuti ibadah, dan bergaul secara normal dengan sesama. Akhirnya, kisah tentang sepuluh orang sakit kulit yang menajiskan itu mengajarkan kepada kita sudut pandang Kristiani tentang karya penyembuhan. Perhatian dan karya kesehatan mengantar orang sakit pada kesadaran akan Tuhan Yang Maha Kasih dan penyembuh utama. Hal ini mendorong kita untuk bersyukur atas keadaan diri yang dipulihkan sebagaimana satu dari kesepuluh orang sakit kulit yang menajiskan itu, yang kembali kepada Tuhan Yesus untuk bersyukur dan memuliakan Tuhan. Kita semua diajak untuk selalu kembali kepada Allah untuk mengucap syukur dan memohon berkat. Senantiasa mengucap syukur dan memohon berkat merupakan ciri dan tanda orang yang rendah hati di hadapan Allah dan sesama. Hal tersebut menyenangkan hati Allah serta membahagiakan diri sendiri dan sesama.

Allah Yang Maha Kasih, kami percaya akan rahmat-Mu yang berlimpah dalam hidup kami. Sembuhkan dan pulihkanlah mereka yang sedang menderita sakit, amin.

21 Agustus 2025, Bacaan, bacaan kitab suci hari ini, Injil hari ini, katekese, katolik, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, penyejuk iman, refleksi harian, Renungan hari minggu, renungan harian, renungan harian katolik, sabda tuhan, ziarah batin, Renungan Agustus

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2025, Penerbit OBOR