Beranda KWI Betapa Indah PanggilanMu, Tuhan

Betapa Indah PanggilanMu, Tuhan

RAPAT pleno Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang diselenggarakan di Pusat Pastoral Sanjaya Muntilan (PPSM) pada Senin-Kamis, 13-16 Oktober 2014. Pada Rapat Pleno tersebut saya sampaikan beberapa catatan. (Silakan click: http://pujasumarta.web.id/index.php/arsip-artikel/4-artikel/108-betapa-indahnya-panggilanmu-tuhan!)

Pengembangan pastoral yang diupayakan Keuskupan Agung Semarang meliputi berbagai aspek hidup beriman. Kita mengupayakan dinamika pastoral yang integral multidimensional berdasarkan pada eklesiologi yang integral multidimensional – kristologi yang integral multidimensional – antropologi yang integral multidimensional pula, yang terinspirasi dari konsep manusia seutuhnya berdimensi banyak.

Tahun 2015 merupakan akhir masa berlakunya Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang, dan kita jadikan tahun syukur, evaluasi dan refleksi. Kalau setiap akhir masa berlaku Ardas diakhiri dengan syukur, maka dinamika pastoral kita berproses dari syukur menuju syukur. Selama Ardas KAS 2011-2015 telah kita syukuri Tahun Iman atas Konsili Vatikan II (2012-2015), yang kita lengkapi dengan syukur atas 50 tahun penutupan Konsili Vatikan II tahun 2015. Bapa Suci dicanangkan telah emngumumkan bahwa tahun 2015 menjadi Tahun Hidup Bakti, Year of Consecrated Life, 21 November 2014 – 21 November 2015.

Gereja kita mengerti sebagai peristiwa, yaitu “persekutuan paguyuban-paguyuban murid-murid Yesus” (Ardas KAS 2011-2015, al. 1). Dalam membangun persekutuan itu komunikasi antar hirarki – awam – religius mutlak perlu untuk membangun Gereja sebagai umat Allah (communio, koinonia). Perencanaan mengisi Tahun Hidup Bakti saya serahkan kepada Musyawarah Pemimpin Religius KAS (MUPERKAS) yang perlu didukung oleh DKP KAS.

Dapat kita kembangkan pengalaman kita, “Betapa indah panggilanMu, Tuhan!”

Gereja yang hidup seamakin hidup dalam pelaksanaan tiga bidang kehidupan Gereja: liturgia, diakonia, kerygma, dalam semangat martyria. Dalam road map Ardas 2011-2015 telah kita upayakan program P4.

  1. Pengembangan iman yang mendalam dan tangguh, didukung oleh rumpun internal (Komisi Kitab Suci, Komisi Liturgi, Komisi Kateketik).
  2. Peningkatan peran awam melalui diakonia melalui berbagai dimensi kehidupan, didukung oleh rumpun eksternal (Komisi HAK: dialog antar umat beragama untuk membangun persaudaraan sejati, Komisi PSE: untuk pemberdayaan kaum KLMTD, PK4AS: untuk membangun politik berhati nurani; Komisi Komunikasi Sosial: untuk mengembangkan media komunikasi sebagai pewartaan kabar sukacita.).
  3. Formatio iman, pembinaan iman yang kerygmatik – profetik, didukung oleh rumpun pembinaan (Komisi Keluarga, Komisi Karya Misioner; Komisi Pendidikan, Komisi Kepemudaan KAS, Kokerma). Betapa pentingnya regenerasi dan kaderisasi dalam pembinaan iman yang berjenjang dan berkelanjutan.

Dewasa ini pelaksanaan tugas-tugas tersebut dilakukan dalam perspektif melestarikan keutuhan ciptaan.

Hendaknya komisi-komisi menghadirkan diri dan bekerjasama saling melengkapi, bersinergi untuk mengembangkan Gereja yang integral multidimensional.

Pelaksanaan tiga bidang kehidupan Gereja dilakukan sebagai partisipasi pada pelaksanaan tritugas Kristus sebagai imam, gembala dan nabi, dengan semangat martyria, militan, tangguh, wani nggetih. Perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus merupakan kesempatan bagi kita untuk menjawab secara pribadi, “Siapakah Kristus bagiku?”

Hendaknya kita memperdalam pengalaman syukur kita menjadi syukur yang ekaristis: Ekaristi sebagai peristiwa sakramental berdaya symbolik transubstantif, yang berdampak dalam kehidupan nyata. Dalam Doa Syukur Agung ada epiklese yang didoakan oleh pemimpin perayaan ekaristi, yang bertindak dalam pribadi Kristus Kepala [11] , “in persona Christi capitis” (PO 2 Cf. http://katolisitas.org/53/presbyterorum-ordinis#_edn11 ). Imam berdoa kepada Bapa untuk mencurakan Roh Kudus agar roti dan anggur menjadi bagi kita tubuh dan darah Kristus.

Dalam kehidupan nyata itu syukur ekaristis itu berarti suatu perjuangan melalui kehadiran umat Allah, tubuh Kristus untuk mengubah tubuh kita yang berstrukur dosa menjadi tubuh ekaristis umat dan masyarakat yang berstruktur rahmat. Umat Katolik menjadi minoritas kreatif dan inovatif menjadikan ekaristi sebagai peristiwa iman yang berdaya ubah, suatu perbuatan simbolik yang signifikan dan relevan bagi Gereja dan masyarakat.

Ajakan Apostolik Bapa Suci Fransiskus “Evangelii Gaudium” (Cf. http://w2.vatican.va/content/francesco/en/apost_exhortations/documents/papa-francesco_esortazione-ap_20131124_evangelii-gaudium.html) dijadikan sumber inspirasi untuk selalu berbenah dengan mencari penerapannya bagi pengembangan postoral Keuskupan Agung Semarang ini. (“Evangelii Gaudium” telah pernah dijasikan bahan pembelajaran untuk para imam KAS pada rekoleksi imam menjelang misa krisma 2014; Studi KWI November 2014 menjelang Sidang Tahunan KWI 2014).

Tahun 2015: akhir masa berlaku Ardas 2011-2015: tahun syukur untuk evaluasi dan refleksi dalam rangka syukur atas penutupan Konsili Vatikan II, atas hidup bakti sebagai komponen konstitutif hidup Gereja sebagai umat Allah. Pengalaman berpastoral itu menjadi dasar untuk masuk dalam Rencana Induk KAS 2016-2035, yang akan diawali pada tahun 2016 dengan Kongres Ekaristi Keuskupan III Keuskupan Agung Sermarang, dalam rangka menyongsong perayaan Yubileum Teragung 2033, syukur atas 2000 tahun penebusan Tuhan.

Betapa indah panggilanMu, Tuhan!

Selamat berpastoral!