Beranda BERITA Bronis Dari Merauke

Bronis Dari Merauke

Bacaan, bait allah, bapa suci, Bulan Rosario, Doa Rosario Laudato Si, Firman Tuhan, Hari Komunikasi Sedunia, Hari Komunikasi Sosial Nasional, Hari Komunikasi Sosial Sedunia, Hari Minggu Paskah VII, iman, Injil Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Mei, opini, Paus Fransiskus, Pekan Komunikasi Nasional, pekan suci, penyejuk iman, pesan paus, Refleksi, refleksi pesan paus fransiskus, rosario, sabda tuhan, Yesus Juruselamat

MIRIFICA, MERAUKE – BRONIS – (Obrolan Rohani Santai) digelar Komisi Komsos KAMe (Keuskupan Agung Merauke) bekerja sama dengan Komisi Komsos KWI untuk memeriahkan Pekan Komunikasi Sosial Nasional online tahun 2020, di Paroki St. Josep Bambu Pemali, Merauke, Kamis 28 Mei 2020, dengan tema: Hidup Menjadi Cerita.

OMK St. Valentinus Bampel menjadi penyelenggara acara yang menghadirkan P.Anselmus Amo, msc, Ketua Komisi Komsos KAMe, AKBP Ary Purwanto SIK Kapolres Merauke, Fidelis Sergius Jeminta, wartawan senior dan penulis.

Dalam Perbincangan yang dimoderatori  Fr. Laurentius Benny Rahangmetan, msc, P. Anselmus, msc menjelaskan: “Hidup menjadi Cerita” adalah tema pesan Paus Fransiskus pada Hari Komunikasi Sedunia ke 54. Paus menekankan pentingnya cerita. Manusia adalah makhluk pencerita, butuh cerita, dan punya cerita sejak kecil. Dengan cerita ia mampu menghubungkan peristiwa hidup tak terpisahkan  dari masa lalu dan masa depan. Dan dalam cerita kehidupan manusia mampu menenun kembali yang putus dan terbelah dengan memandang dunia secara positif, serta membangun keterhubungan dalam spirit cinta kasih.

Masih menurut P. Anselmus, Paus mengajak kita membuka diri kepada Narator utama, Sang Pencipta yang menenun manusia sejak dalam kandungan ibu (Mzm 139:13). Membuka diri dan bersatu dengan visi Allah yang mengutus Yesus PuteraNya, mengalami menderita, tetapi  tidak berhenti pada penderitaan, melainkan bangkit. Persatuan ini membuat hidup kita menjadi cerita bukan hanya lewat kata-kata tetapi dalam tindakan dan keteladanan hidup yang memotivasi orang lain.

Sementara itu AKBP Ary Purwanto, SIK, Kapolres Merauke, merasa bangga diundang sebagai pembicara dan sungguh terkesan atas tema yang diangkat Paus Fransiskus. Paus mengangkat tema yang sangat menarik dan sangat erat dengan tugas-tugasnya di Kepolisian. Mengapa sangat menarik, karena setiap manusia yang berakal, sehat dan waras pasti memiliki cerita hidup masing-masing. Ada cerita yang   berat dijalani, ada yang ringan.  Cerita yang terasa berat misalnya  ketika  menjalani Pendidikan,  namun sesudah selesai, muncul kepuasan batin. Dan boleh bercerita kepada orang lain. Cerita yang terasa berat juga sedang dialami masyarakat  Indonesia dan dunia saat ini. Cerita kita berjuang, bertarung, berperang melawan Pandemi covid 19: Social Distancing, stay home, work from home, ibadah di rumah, pakai masker, cuci tangan dengan sabun dan sebagainya.

Namun demikian, bapak Kapolres mengajak kita untuk tidak menyerah, tetap optimis, karena yakinlah tidak ada derita yang takkan berakhir dan tak akan ada pesta yang takkan usai. Kita pasti akan melewati semua ini dan cerita pengalaman kita saat ini kelak akan menjadi cerita berharga yang kita ceritakan pada anak cucu. Sebagai Aparat Negara, bapak Kapolres memberi kesaksian, dalam menjalankan tugas ia memiliki visi pribadi; berguru pada kepemimpinan Yesus.  Yesus sungguh pemimpin yang melayani. Pemimpin bukan bos tetapi pelayan yang memberi contoh dan mendengarkan anggota dan masyarakat; serta memberi solusi.

Di akhir penuturannya, AKBP Ary Purwanto berpesan supaya setiap orang berperan dalam mengakhiri cerita tentang Covid 19: Buatlah apa yang kita mampu, kalau tidak mampu berbuat apa-apa sekurang-kurangnya jangan membagikan hal negatif kepada orang lain, melainkan menceritakan kegembiraan kepada orang lain. Bapak Ary juga mengingatkan nanti pada masa “new normal” nanti, masyarakat harus sungguh menerapkan kedisiplinan yang tinggi agar kita semua terhindar dari bahaya Covid 19.

Narasumber terakhir dalam diskusi yang turut disiarkan secara langsung oleh youtube komsos KWI ini, Fidelis Jeminta punya kisah tersendiri sebagai wartawan senior. Ia menceritakan pengalaman bagaimana seorang wartawan harus memberikan energi positif  kepada masyarakat lewat pesan atau berita yang ditulis. Mengikuti pesan paus seorang wartawan harus menenun cerita dan ketika cerita itu disampaikan ada “roh” di dalam cerita yang mendorong pembaca mengkomunikasikan dan memutuskan melakukan hal-hal positif. Tenunan cerita wartawan diharapkan berisi pesan Pesan positif yang menggerakkkan orang lain untuk berbagi kasih, kegembiraan, damai dan sukacita kepada orang lain. Kita semua adalah narator atau makhluk pencerita, marilah bercerita dan kiranya kehadiran kita bermanfaat bagi yang lain.

Inspirasimu: Pesan Paus Dan Liturgi Pada Hari Komunikasi Sedunia ke-54