Beranda KWI KOMSOS KWI Ilmu Kaya Tentang Media dan Hoax untuk Labuan Bajo

Ilmu Kaya Tentang Media dan Hoax untuk Labuan Bajo

MIRIFICA.NEWS, LABUAN BAJO – Bagaimana sikap anak muda menghadapi fenomena radikalisme, penyebaran berita palsu, dan munculnya perpecahan karena media sosial? Inilah salah satu latar belakang diadakannya literasi media; sebuah acara edukatif dan transformatif bagi anak muda, yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI). Merangkul Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), literasi media diadakan kelima kalinya di Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, hari ini.

Kemenkominfo dan KWI mendatangkan sejumlah narasumber untuk berbagi untuk Orang Muda Katolik (OMK) setempat. Diawali Sekretaris Eksekutif Komisi Komsos KWI, RD Kamilus Pantus, para peserta diajak berkatekese mengenai pandangan Gereja mengenai media sosial. “Inilah sikap Gereja, bahwa internet bukan musuh,” tegasnya.

Isu penyebaran radikalisme menjadi topik kedua. OMK yang datang dari berbagai paroki, sekolah, dan kampus ini diingatkan bahwa radikalisme sudah marak menyebar di media sosial. Kita diajak untuk berwaspada dan cermat menyaring informasi: apakah info tersebut membangun atau merusak persatuan? Saling berkelahi bukan solusinya, tapi saling belajar secara terbuka dan dengan pikiran positif; sikap yang demikian mampu menjadikan kita generasi pemersatu.

Direktur Informasi Komunikasi Publik Perekonomian dan Kemaritiman, Septriana Tangkary dan Dirjen Informasi Komunikasi Publik, Rosarita Niken Widiastuti juga datang memeriahkan acara ini. Setelah dibuka Septriana, Niken memaparkan fenomena media sosial di Indonesia, berikut dengan penanganan terhadap hoaks. Inilah literasi media kedua yang dihadiri Dirjen IKP setelah Pontianak.

Sebagai aksi nyata, peserta diantar Kevin Sanly Putera, tim Komsos KWI dan Aloysius Wisnuhardana, Staf Ahli Kepresidenan untuk memproduksi konten kreatif, lalu pintar membedakan hoaks. Acara yang bertempat di Aula Green Prundi, Labuan Bajo ini berlangsung sampai besok, dan siap melahirkan agen kabar baik di media sosial, untuk melawan gencarnya penyebaran hal negatif. Masih ada lima kota lagi yang akan mengikuti literasi media ini: Makassar, Lombok, Surabaya, Sintang, dan Medan.