Home KWI KOMSOS KWI Mahasiswa Semester V STP Santo Bonaventura Siap Menjalankan KKNP

Mahasiswa Semester V STP Santo Bonaventura Siap Menjalankan KKNP

SEBANYAK 57 mahasiswa-mahasiswa Sekolah Tinggi Pastoral Santo Bonaventura Keuskupan Agung Medan Semester V mengikuti

Fr. Tugas Ginting, S.Pd.M.A.Pas sedang membawakan kata sambutan saat pembukaan workshop public speaking (Foto: Komsos KWI)
Fr. Tugas Ginting, S.Pd.M.A.Pas sedang membawakan kata sambutan saat pembukaan workshop public speaking (Foto: Komsos KWI)

lokakarya public speaking di aula St. Herman Yosep. Lokakarya ini dibuka secara resmi oleh Frater Tugas Ginting OFMConv., S.Pd.,M.Pas Ketua STP Santo Bonaventura KAM pada pukul 8.00 wib. Ketua STP dalam kata sambutan pembukaannya mengatakan bahwa lokakarya ini sebagai pembekalan bagi mahasiswa-mahasiswi calon pekerja pastoral yang akan berangkat untuk melaksanakan KKNP (Kulia Kerja Nyata Pastoral), agar mempelajari mengenai cara mengemas sabda Tuhan yang akan disampaikan lewat kata-kata, membentuk bahasa tubuh yang benar dan memberikan sentuhan psikologis sehingga umat dan pendengar akan memiliki ikatan emosi dengan kalian sang pembicara. Kalian sebagai mahasiswa dan calon pekerja pastoral merupakan generasi agen perubahan bagi Gereja dan bangsa sehingga penting menguasai pubic speaking karena firman Tuhan, gagasan dan ide kalian sudah sepatutnya menjadi konsumsi umat dan masyarakat.

Workshop ini berlangsung selama tiga hari, yakni Jumat, Sabtu, Minggu (4-6 Desember 2015). Narasumber lokakarya public speaking ini adalah Komsos KWI yaitu Pastor Kamilus Pr dan Bapak Errold Jonatans.

Workshop public speaking diselingi "ice breaker" yang membuat suasana makin seru.
Workshop public speaking diselingi “ice breaker” yang membuat suasana makin seru.

Pada sesi pertama dan kedua, Pak Errold menjadi narasumber. Kegiatan pada sesi ini diawali dengan sapaan khas Medan, yakni mejuah-juah, horas, yahou. Lalu Pak Errol mengawali kegiatan dengan mengukur wawasan peserta lokakarya dengan test kompetensi. Soal yang diberikan dalam test kompetensi ini sebanyak 12 soal pilihan ganda. Mahasiswa-mahasiswa menjawab soal dengan semngat dan hasilnya lalu dikumpulkan. Setelah itu disepakati bahwa materi aka dimulai dari setiap jawaban mahasiswa-mahasiswi.

Sebelum masuk lebih jauh ke materi sesuai jawaban peserta Pak Errol mencoba membuka orientasi peserta. Tujuannya adalah apa yang melatar belakangi lokakarya ini, yaitu temuan dan analisis public speaking. Temuan dan analisi itu adalah kompetensi public speaking katekis terbatas, implementasi public speaking minim, harapan umat public speaking katekese meningkat, perubahan cakrawala komunikasi public, tuntutan aktualisasi standar public speaking.

Target narasumber selama kegiatan ini kepada ke-57 mahasiswa-mahasiswi semester V ini adalah menguasai teori komunikasi dan presentase, mampu menerapkan strategi komunikasi dengan benar, menguasai senam olah vocal dan suara diapragma, mampu melakukan senam olah vocal dan humming, mampu merancang kegiatan presentase, mampu melakukan presentase, mampu mengevaluasi aplikasi public.

Dalam sesi pembukaan Workshop public seaking ini dinyanyikan juga Lagu Indonesia Raya.
Dalam sesi pembukaan Workshop public speaking ini dinyanyikan juga Lagu Indonesia Raya.

Mahasiswa-mahasiswi antusias mengikuti kegiatan ini. Maka ketika proses presentase target ini berlangsung peserta tidak sabar ingin langsung mengetahui bagaimana praktik public speaking itu. Hal itu tampak dari pertanyaan seorang peserta kepada narasumber, yaitu bagaimana jika sebelum masuk ke materi praktik dulu setiap peserta ke depan. Narasumber menyanggupi dengan meminta seorang peserta ke depan untuk mempresentasekan pengaamannya. Mahasiswa yang tampil adalah Aldi. Aldi mempresentasekan kelebihan dari STP Santo Bonaventura. Dengan penuh semangat ia memaparkan STP sebagai praktik pubic speaking. Selesai presentase mahasiswa diminta memberi penilain atas penempilan Aldi. Penilaian beragam muncul dari mahasiswa atas penampian itu. Lalu Pak Errol memberi penilain bahwa penampilan itu sudah bagus tetapi beliau melanjutkan memang mengomentari seseorang mudah tetapi lebih banyak tidak berani tampil. Mahasiswa-mahasiswa STP haruslah menjadi orang-orang yang berani tampil berbicara sehingga mengharumkan nama STP. Dengan demikian, umat akan melihat bahwa mahasiswa-mahasiswi STP itu memang sungguh-sungguh hebat public  speaking. Hal inilah yang menjadi harapan Pak Errol Jonatans dengan public speaking ini sehingga ketika mahasiswa melaksanakan KKNP mereka diterima oleh umat dengan baik.

Erikson S

Kerdit foto: Mahasiswa semester V STP St. Bonaventura Keuskupan Agung Medan