Beranda KWI KOMSOS KWI Feature: Meneladani Hendra dan Lotta

Feature: Meneladani Hendra dan Lotta

AMPITEATER masih dalam persiapan menjelang H-2 pelaksanaan acara puncak Indonesian Youth Day (IYD) Manado 2016. Seluruh tukang bangunan dan umat setempat berjibaku mempersiapkan Desa Lotta untuk menyambut seluruh peserta dan undangan IYD.

Saya mengikuti misa di Paroki St. Yohanes dan Kornelius, Lotta pagi ini. Jaraknya tidak jauh dari Wisma Lorenzo, tempat kami menginap. Wisma ini adalah kompleks ampiteater yang dibangun sejak Januari lalu.

Pembangunan dikebut- bahkan dalam hitungan hari- merampungkan atap dan interior.922016121717

Ada perasaan khawatir di antara Desa Lotta, karena persiapan ekstrim yang masih perlu dikejar.

Misa pagi ini, dipimpin oleh RD Joy Derry dan RD Terry Ponomban. Saya duduk di barisan depan, bersama para suster dan anak-anak SEKAMI Lotta.

Dalam kotbahnya, RD terry menyinggung kecemasan bersama ini. “Umat yang lewat di Lorenzo, terus bertanya kepada saya, “Kapan jadi jo?” Saya panggilkan Hendra yang menjadi teladan iman kita.”

Umat semua melirik kiri kanan, mencari di mana Hendra. Datanglah seorang bocah lelaki berjalan dengan tenang ke depan. RD Terry dan Hendra ternyata sempat mengobrol santai Kamis (29/9) lalu.

“Hendra, menurut ngana, cuaca bagaimana hari ini?”

“Cerah romo.”

“Kok ngana yakin?”

“Hendra dan tamang so berdoa pasti cerah, supaya pembangunan ampiteater dan IYD lancar nanti.”

Semua umat tersenyum dan menyambut keteladanan iman sang anak dengan tepuk tangan.

“Inilah iman biji sesawi. Kita yakin pasti cerah dan (ampiteater) selesai di hari H.”

Setelah membacakan calon pasutri yang akan menikah, RD Joy membagi lima lingkungan Lotta untuk bekerja bakti, membersihkan seluruh daerah acara puncak (Ya, pastornya yang membacakan. Bukan komentator).

Di kala para peserta sedang live in, Desa Lotta menapaki kesiapan dalam semangat iman Hendra.