Beranda BERITA Pastor Militer Itu Berpulang

Pastor Militer Itu Berpulang

Dok: Komsos Manado

MIRIFICA.NET – Ad vitam aeternam pastor Jakobus Ludovikus Sjaak Wagey. Pastor Sjaak begitu sapaan akrabnya, merupakan salah satu imam senior k. Ia merupakan anak bungsu dari 7 bersaudara. Ia lahir pada 10 Oktober 1935. Perjalanan pastoral sebagai imam pun patut mendapat apresiasi. Sejak tahun 1962, ia menjadi pastor militer berpangkat Mayor Tituler. Perjalanan hidupnya sebagai seorang pastor tentara pun penuh tantangan. Selama empat tahun dua bulan, ia bertugas di Timor-Timur dan di markas angkatan darat Jakarta sebagai Kepala Rawatan Rohani Katolik.

Dokpri

Sebagai pastor militer ia pernah mengungungkapkan, “menjadi Katolik 100% dan orang Indonesia 100% tidak bertentangan satu sama lain. Kita tidak boleh hanya 10 atau 20% Katolik, atau karena menggebu-gebu dengan kekatolikan, agama kita yang dianggap paling benar, lantas orang Indonesia yang beragama lain, kita rendahkan, itu salah! karena hal itu bukan merupakan semangat orang Katolik.  100% Indonesia, 100 Katolik itu berarti mencintai tanah air, bangsa, dan bahasa kita, sebagai orang Katolik.”

Setelah berkarya cukup lama sebagai seorang pastor militer, pastor Sjaak banyak menghabiskan masa tuanya di wisma Lorenso Lotta. Memang dia ditahbiskan sebagai imam diosesan keuskupan Manado tetapi pelayanan tentu bukan hanya untuk umat keuskupan Manado, bahkan bukan saja untuk orang Katolik. Hal itu didasari dari pernyataan yang pernah dia ungkapkan, bahwa “Pancasila harus dengan kasih. Karena jangan pernah mengatakan kalau kami Katolik tetapi menyendiri dari NKRI. Tidak demikian, 100% Indonesia, 100% Katolik berarti kita satu terutama karena ajaran Pancasila. Itulah yang harus diwujudkan dengan kasih.”

Dokpri

Semangat nasionalisme yang tinggi menggerakan pastor Sjaak untuk tetap mengabdi bagi Gereja dan Negara. Ia terus mengaktualisasikan perintah Yesus terutama perintah cinta kasih kepada sesama. Dia mengatakan, Kalau mau terima ajaran Yesus yaitu cinta kasih, saling menghormati, di situlah terletak semangat 100% Katolik. Disamping itu, sebagai imam senior tentu menjadi panutan bagi banyak orang termasuk kalangan kaum muda. Dalam perayaan 55 tahun imamat tahun 2017, ia pernah berpesan untuk kaum muda bahwa, “OMK harus memiliki kesadaran sebagai orang Katolik, kita menjaga supaya semangat Katolik, pertama-tama kita hayati sendiri lalu kita bagikan kepada orang lain. Itulah cinta kasih, kebaikan jangan menganggap orang lain dengan pengertian inklusif, bahwa orang miskin, orang buta tidak masuk dalam golongan kita atau orang yang bersalahpun harus kita rangkul. Kata Tuhan Yesus “Cintailah musuhmu” itulah beberapa petunjuk dari Tuhan Yesus dalam Injil.”

Menjadi juga panutan untuk para imam di keuskupan Manado. Sebagai imam yang rendah hati, ia memberi pesan untuk selalu menyelaraskan apa yang telah dipelajari di seminari, yang tentunya dimulai dari diri sendiri, kemudian diajarkan kepada umat. Itulah nasionalisme dan kekatolikan yang sesungguhnya. Dalam banyak kesempatan ia juga memberikan sharing panggilan kepada para imam. Sosok yang memberi banyak inspirasi. Kini dia telah kembali ke pangkuan ilahi pada hari raya santo Petrus dan santo Paulus. Semoga berbahagia bersama para kudus di surga. (md)

Riwayat Hidup pastor Jakobus Ludovikus Sjaak Wagey