Beranda KWI KOMSOS KWI Pelatihan Menulis Produktif Hasilkan Buletin

Pelatihan Menulis Produktif Hasilkan Buletin

Buletin yang dihasilkan peserta pelatihan menulis produktif / Foto : AA Kunto A

GELARAN pelatihan menulis produktif yang berlangsung 10 hingga 12 Agustus sudah usai. Komsos Keuskupan Sibolga yang menggandeng Komsos KWI (Konferensi Waligereja Indonesia) telah berhasil membuat 26 peserta pelatihan dari berbagai wilayah di Keuskupan Sibolga memaksa diri untuk memeras ide, gagasan dan kreativitasnya dan dituang dalam bentuk tulisan. Hingga akhirnya menghasilkan buletin sederhana hasil karya tulisan masing-masing kelompok.

Kini mereka harus siap menjadi penahan berita palsu (hoaks) dan menjernihkan dunia dengan kabar baik penuh harapan. Demikian harapan Sekretaris Komsos KWI RD Kamilus Pantus, di awal pelatihan, di Pusat Bina Iman, Sibolga, Kamis (11/8).

Dua hari penuh, para peserta tidak hanya dibekali teknik menulis berita berdasarkan fakta, tetapi juga diberdayakan untuk terlibat aktif menggiring opini dunia agar mengutamakan berita-berita yang membawa sukacita dan harapan. Tiga narasumber berpengalaman memfasilitasi proses pelatihan ini, Abdi Susanto yang sehari-harinya adalah wartawan Liputan6.com dan AA Kunto A Coachwriter dan mantan wartawan Harian Bernas.

Para peserta pelatihan menulis produktif di Keuskupan Sibolga / Foto : AA Kunto A

Kedua pembicara tidak menyajikan materi yang berat dan rumit. Mereka justru menggiring para peserta untuk langsung praktik menulis mulai dengan mengamati, mengumpulkan informasi, refleksi dan menulis terus-menerus. Di hari kedua, Sekretaris Eksekutif Komsos KWI RD Kamilus Pantus menggemakan kembali pesan Paus Fransiskus untuk hari Komunikasi Sosial sedunia ke 51 tahun 2017.

Kamilus mencoba menggelorakan hati dan memacu para peserta atas kemendesakan untuk terlibat aktif menjadi penyaji “kabar baik” kepada umat manusia dewasa ini. Dua kalimat pemungkas yang merupakan terjemahan nurani Paus Fransiskus, ganti berita hoaks dan sebarkanlah berita yang menarik namun menguatkan serta memberi harapan. Dan kedua, saringlah dahulu semua berita dengan nurani yang jernih sebelum dibagikankan ke dunia luas.

“Tulisan tidak sekadar menyampaikan pesan. Menulis adalah salah satu bentuk pewartaan. Menulis dalam konteks pewartaan harus memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pembaca. Pembaca harus digiring sampai tergugah atas isi pesan dan terdorong untuk melaksanakan pesan yang kita sampaikan dalam bahasa tulis.”ujar Kamilus di akhir acara, Sabtu (12/8).

Penulis : Romo Dominikus Doni Ola Pr, Vikjen Keuskupan Sibolga