Beranda KWI KOMSOS KWI Pelayanan Konferensi para Uskup dalam Perspektif Pastoral Komunikasi

Pelayanan Konferensi para Uskup dalam Perspektif Pastoral Komunikasi

Kardinal Charles Bo, Uskup Agung Yangon
Kardinal Charles Bo, Uskup Agung Yangon

PERTEMUAN tahunan para uskup yang berkarya di bidang Pastoral Komunikasi Sosial dalam lingkup The Federation of Asian Bishops’ Conferences (FABC) telah berlangsung di Yangon, Myanmar. Pertemuan yang berlangsung selama 6 hari ini, dimulai Senin 16 November 2015. Hadir mewakili Komisi Komunikasi Sosial KWI adalah Mgr. Petrus Turang, ketua Komisi KOMSOS KWI 2009- November 2015 yang juga menjadi pengurus Komisi KOMSOS Asia. Rapat tahunan ini diikuti oleh 28 peserta yang terdiri dari Uskup, Imam dan Awam, serta bertempat di Kompleks Konferensi para Uskup Myanmar di Yangon.

Tema dari pertemuan ini adalah meninjau kembali “Struktur Pelayanan Konferensi Uskup dalam Pastoral Komunikasi Sosial menurut Bingkai Tantangan Skenario Media Sosial”. Dalam pertemuan ini hadir nara sumber Msgr. Paul Tighe, Sekertaris Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial, Pater George Plathottam, SDB, mantan Sekertaris Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Uskup India dan Bapak Dr. John Poon, Psikolog dari Australia.

Mgr. Paul Tigle, Sekertaris Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial
Mgr. Paul Tigle, Sekertaris Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial

Msgr. Paul Tighe menyampaikan pandangan bagi para peserta agar memahami perubahan-perubahan yang diprakarsai oleh Sri Paus Fransiskus dalam bidang komunikasi sosial. Prioses reformasi telah menghantar kepada pembentukan sebuah sekretariat baru bagi komunikasi sosial, dan perubahan-perubahan struktural lain yang diharapkan memajukan efisiensi, koordinasi yang lebih luas dan efektivitas pembiayaan.

Berdasarkan penegasan Gereja dan pengalaman mengembangkan dan melaksanakan rencana pastoral di India, Pater George Plathottam mengarisbawahi perlunya struktur-struktur dan rencana pastoral yang memadai sebagai sarana efektif dalam upaya memperkuat pelayanan komunikasi sosial di konferensi-konferensi episkopal di Asia.

Dr. John Poon, berdasarkan penelitian psikologi klinis dan pengalamannya sebagai seorang Katolik dan Psikolog, memberikan pandangan-pandangan yang berharga dalam peduli pastoral bagi anak-anak, kaum muda dan keluarga dalam hubungan dengan media sosial. Beliau memperluas wawasan para peserta tentang pornografi yang merugikan, video game yang mengandung kekerasan dan kebiasaan-kebiasaan media yang keterlaluan, khususnya dalam hubungan dengan pertumbuhan hidup kaum muda. Beliau menekankan pentingnya kebiasaan media yang sehat di kalangan imam, biarawan-biarawati dan mereka yang sedang berada dalam pembinaan di Seminari dan Novisiat.

Mgr. Petrus Turang, Ketua Komisi Komsos KWI 2009- November 2015, anggota pengurus FABC-OSC.
Mgr. Petrus Turang, Ketua Komisi Komsos KWI 2009- November 2015, anggota pengurus FABC-OSC.

Dalam tukar menukar pengalaman tentang pelayanan komunikasi sosial, semua merasa puas dengan pelbagai upaya yang dilakukan oleh konferensi para uskup dalam komunikasi sosial. Antara lain, upaya memperluas jangkauan Radio Veritas Asia, khususnya upaya digital, dengan bantuan keuangan para uskup di Asia. Upaya program pembinaan dan program pelatihan seperti di Filipina dan India menyediakan kepedulian pastoral bagi pegiat-pegiat media sosial. Banyak konferensi uskup membangun rencana pastoral bagi komunikasi sosial, terutama bagi kaum muda XYZ.

Dengan memperhatikan perutusan Gereja dalam komunikasi sosial, pertemuan ini menegaskan perlunya struktur-struktur serta rencana pastoral yang memadai di setiap konferensi uskup guna mewartakan Injil di Asia dan menjawab tantangan dialog dengan budaya, agama dan kaum miskin, sebagaimana digariskan Aetatis Novae n. 445.

Seraya mengakui keunikan setiap Gereja setempat dan tantangan-tangan yang berbeda, para peserta menekankan perlunya mengangkat rencana-rencana dan strategi-strategi komunikasi yang sesuai dengan konteks tertentu dan kebutuhan masing-masing Konferensi uskup. Demi memperkuat komunikasi sosial antara anggota-anggota FABC-OSC, Pertemuan para Uskup 2015 mengusulkan orientasi dan rekomendasi sebagai berikut:

Suasana Pertemuan Tahunan para Uskup FABC-OSC.
Suasana Pertemuan Tahunan para Uskup FABC-OSC.

ORIENTASI

  1. Kami mengarisbawahi peran tak ternilai dari mengembangkan struktur yang cocok dan mengangkat sumber daya yang kompeten dalam Konferensi Uskup guna melakukan pelayanan komunikasi sosial secara efektif
  2. Kami membarui ajakan Aetatis Novae (n. 430) yang mendorong “para pastor dan umat beriman dalam Gereja untuk memperdalam pemahaman akan permasalahan yang berhubungan dengan komunikasi dan media, dan menerjemahkan pemahamannya ke dalam kebijakan-kebijakan praktis dan program-program yang dapat dilakukan.”
  3. Rencana pastoral yang memadai bagi komunikasi sosial yang cocok dengan kebutuhan Gereja setempat dan mampu menjawab tantangan-tantangan media yang muncul, adalah utama bagi setiap konferensi uskup
  4. Struktur, rencana dan personalia harus tepat melaksanakan perutusan Gereja, dan olehnya perlu kerjasama erat dengan struktur, biro dan komisi lain dari Konferensi
  5. Perubahan-perubahan revolusioner dalam komunikasi sosial, terutama dalam media sosial, dan dampaknya pada kaum muda dan keluarga, meminta jejaring dan kerjasama efektif dengan Gereja-gereja lain, para pakar media, pakar ilmu-ilmu sosial, psikolog dan lembaga swadaya masyarakat
  6. Kami mengarisbawahi pentingnya pembinaan yang serius dan sistematik dalam komunikasi sosial dari personalia pastoral, dan terutama mereka yang mendapat kepercayaan dengan tugas memimpin pelayanan komunikasi dalam Gereja.

REKOMENDASI

  1. Dengan memandang pentingnya pelayanan komunikasi sosial dalam Gereja, kami menelusuri pentingnya menegakkan dalam setiap konferensi uskup struktur-struktur yang sesuai dan garis pedoman rencana pastoral dalam satu tahun
  2. Pemimpin-pemimpin Komunikasi dalam Konferensi Uskup harus membantu diosis-diosis dan paroki-paroki untuk membuat strategi-strategi komunikasi yang cocok dan rencana-rencana dan membantu mereka dalam mewujudkannya
  3. Usaha-usaha harus dibuat untuk menjamin keberlanjutan keuangan dan kemandirian dalam melakukan pelayanan komunikasi sosial. Kaum beriman harus didorong untuk menyumbang bagi maksud ini, terutama melalui kolekte yang dilakukan pada Hari Komunikasi Sedunia
  4. Biro-biro Komunikasi episkopal harus mengupayakan jejaring dan bekerjasama secara efektif dengan Universitas-universitas Katolik dan program jurusan Komunikasi, penerbitan, majalah dan kegiatan-kegiatan media, Signis dan organisasi-organisasi komunikasi lain di dalam Konferensi dan di Asia.
  5. Biro-biro Komunikasi Konferensi, struktur-strukturnya, kepakaran dan sumber daya dapat dibagikan dalam suatu semangat pelayanan dan solidaritas dengan Konferensi-konferensi dan keuskupan-keuskupan yang memerlukan bantuan. Kerjasama demikian dapat diperluas dalam bidang pelatihan, pembinaan, publikasi, perayaan media, penghargaan etc
  6. Struktur dan rencana komunikasi sosial perlu dievaluasi secara berkala, dan perubahan yang sesuai dilakukan demi menjawab scenario media yang berkembang dan berubah cepat dalam dunia, terutama di Asia. Bantuan dan dukungan dari FABC-OSC dan badan-badan lain yang berkompeten dapat diandalkan dalam tugas ini.

 

Mgr. Petrus Turang

Anggota Pengurus FABC-OSC.