Beranda KATEKESE Santa Barbara : 04 Desember

Santa Barbara : 04 Desember

04 Desember, katekese, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Para Kudus di Surga, Santa Bibiana, Santo Fransiskus Xaverius, santo santa, teladan kita

Nilai historis dari kisah Santa Barbara sangat lemah dan sukar ditelusuri lagi. Hanya ada sebuah kisah seperti legenda yang beredar di kalangan umat Kristen pada abad ketujuh dan menjadi sangat populer sekitar abad kesembilan. Tahun kehidupannya juga sulit dipastikan, namun pesta perayaan bagi Santa Barbara sudah ada sejak jaman Gereja Perdana dan kisah tentang Santa Barbara juga tercantum dalam tradisi dan buku-buku kuno. Semuanya menyebutkan bahwa Barbara adalah seorang martir pada masa penganiayaan Kaisar Maximianus.

Legenda tentang Santa Barbara mengisahkan bahwa ia adalah anak dari Diocorus, seorang pedagang Romawi yang kaya raya. Diocorus sering mengadakan perjalanan jauh untuk urusan perdagangan. Karena itu, setiap kali ia bepergian, ia akan mengunci Barbara di menara rumah mereka supaya tidak ada gangguan apa pun kepada Barbara. Di atas menara itu terdapat dua jendela dengan tujuan Barbara dapat melihat kepulangan ayahnya dan juga melihat keindahan laut.

Ketika Dioscorus pulang, ia melihat keganjilan pada menara puterinya. Sekarang ada tiga buah jendela dan di atas pintu menara terpaku sebuah salib.  Dengan lantang ia menghardik Barbara : “Apa yang telah kau lakukan?” Dengan tenang Barbara menerangkan apa yang terjadi selama ayahnya bepergian : “Ketika ayah pergi, aku memanggil seorang imam. Ia sangat baik dan mengajariku tentang Bapa yang Mahabaik yang mengutus Putera Tunggal-Nya ke dunia ini untuk menyelamatkan kita. Tetapi Putera yang bernama Yesus itu dibunuh di atas kayu salib.”

“Lalu??” kata ayahnya dengan gusar.

“Kini Tuhan Yesus mengutus Roh Kudus untuk membimbing kita kepada Bapa di surga. Aku sungguh yakin dan mohon diselamatkan Tuhan Yesus. Maka imam itu membaptis aku. Untuk menghormati Tritunggal Mahakudus itu, aku menyuruh orang membuat jendela ketiga; dan supaya Yesus yang di salib itu tetap melindungi aku, maka kupasang salib di atas pintu masuk.”

Diocorus melotot! Ia marah sekali mendengar ceritera puterinya karena ia adalah seorang Romawi kafir yang percaya kepada dewa-dewa. Dengan mata gelap, Dioscorus menyeret Barbara sambil berteriak : “Ikuti aku ke pengadilan. Kau harus menyangkal kepercayaanmu yang tidak masuk akal itu!”

Karena saat itu Barbara baru berusia 14 tahun, maka hakim tidak bisa memutuskan apa-apa dan mengembalikannya kepada Diocorus. Diocorus bertambah berang. Ia lalu menyeret Barbara untuk diserahkan kepada para algojo agar disiksa supaya ia bisa menyangkal imannya. Namun upayanya sia-sia. Barbara tetap setia pada imannya.  Akhirnya, Diocorus menghunus pedangnya sendiri dan menebas leher Barbara hingga tewas.  Pada saat itu pula Dioscorus disambar petir dan mati seketika.

Sumber: katakombe.org

Inspirasimu: Santo Fransiskus Xaverius : 03 Desember