Beranda KATEKESE Santo Felix dari Cantalice : 18 Mei

Santo Felix dari Cantalice : 18 Mei

18 Mei, katekese, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Para Kudus di Surga, Santo Felix dari Cantalice, Santo Isidorus si Petani, Santo Santa, Teladan Kita, Santo Paskalis Baylon, Santo Andreas Fournet, Bunda Maria, Rosario, Katekese, Para Kudus, Katolik, Hari Minggu Panggilan, Pekan VII Paskah

FELIX lahir pada tanggal 18 mei 1515 dalam sebuah keluarga petani yang amat bersahaja di Cantalice, Abruzzi Italia. Kemiskinan keluarganya membuat Felix sudah harus bekerja saat ia berusia sepuluh tahun. Felix kecil bekerja sebagai buruh tani dan gembala ternak pada sebuah keluarga bangsawan di kota Cittaducale. Sejak kecil, Felix telah mengembangkan kebiasaan untuk selalu berdoa saat sedang bekerja. Ia adalah seorang anak yang rajin dan penurut. Majikannya pun sangat sayang kepadanya dan memperlakukannya dengan layak. Ia bekerja pada keluarga itu selama delapan belas tahun.

Menjelang akhir musim gugur tahun 1543, Felix memutuskan untuk menjalani hidup religius dan menjadi seorang biarawan. Ia pergi ke kota Anticoli Corrado dan melamar pada biara Kapusin Citta Ducale yang baru saja didirikan di kota itu. Ia diterima; menjalani masa novisiat lalu mengucapkan kaulnya sebagai sebagai seorang Bruder Kapusin.

Bruder Felix kemudian menjadi terkenal karena kesalehannya. Hidupnya sangat sederhana, Ia meluangkan waktunya dalam biara untuk lebih banyak berdoa dan selalu sopan kepada semua orang sehingga ia sangat dicintai.  Kesuciannya hidupnya membuat Bruder Felix dianugerahi Tuhan dengan karunia penglihatan dan penyembuhan. Suatu malam, saat ia sedang tenggelam dalam doa dan matiraga, Bunda Maria menampakkan diri kepadanya dan menyerahkan bayi Yesus kedalam pelukannya. Inilah yang membuat Santo Felix kelak sering dilukiskan bersama Bunda Maria sambil menggendong bayi Yesus. Banyak mujizat penyembuhan dikerjakan oleh Bruder Felix semasa hidupnya. Kebanyakan baru dilaporkan setelah ia tutup usia.

Pada tahun 1547 bruder Felix dipindahkan ke biara Kapusin St.Bonaventura di Kota Roma. Disini ia ditunjuk menjadi seorang Quaestor (biarawan yang bertugas meminta-minta derma) dimana ia menghabiskan sisa 40 tahun umurnya untuk meminta derma bagi biara dan membantu menyembuhkan orang-orang sakit.

Penduduk kota Roma, segera menjadi akrab dengan seorang biarawan berjubah coklat, berkeliling kota tanpa alas kaki, dengan karung tersampir di bahunya, dan mengetuk pintu-pintu rumah demi meminta sumbangan. Bruder Felix akan memberkati semua orang yang ditemuinya. Ia kemudian dijuluki “Bruder Deo Gratias”, karena selalu mengucapkan “Deo Gratias” (Syukur kepada Allah) atas segala perlakuan yang diterimanya dari orang lain. Entah itu perlakuan yang baik, ataupun perlakuan yang tidak menyenangkan; balasan dari Bruder Felix selalu sama. Bila kedatangannya diterima; ia akan memberikan berkat dan berkata : “Deo Gratias!”. Bila ditolak; “Deo Gratias!”. Bila ia menemukan orang sakit dalam rumah yang dikunjunginya, “Deo Gratias!”, ia akan mengajak si sakit untuk berdoa bersama. Dan secara ajaib ia menyembuhkannya saat itu juga setelah selesai mereka berdoa. Dikisahkan bahwa dalam sebuah kunjungannya ke rumah-rumah, Bruder Felix pernah membuat mujizat dengan membangkitkan seorang bayi yang sudah dinyatakan meninggal dunia beberapa jam sebelumnya. Mujizat-mujizat penyembuhannya cepat menyebar keseluruh penjuru kota, membuat pintu-pintu rumah umat kota Roma selalu terbuka baginya. Kedatangannya selalu harapkan, berkat dan mujizat penyembuhannya selalu dinantikan.

Ia menjadi begitu terkenal di kota Roma, hingga pada saat bencana kelaparan melanda kota itu di tahun 1580, para pemimpin politik meminta pada biara Kapusin agar mereka bersedia “meminjamkan” Bruder Felix demi membantu mereka mengumpulkan bahan makanan bagi penduduk yang kelaparan. Para pemimpin biara Kapusin setuju, dan Bruder Felix mendapatkan tugas baru.

Ia berkhotbah di jalanan, menegur para politisi dan pejabat yang korup, dan mendesak para pemuda untuk berhenti menjalani pola hidup hedonis yang tidak bermoral. Bruder Felix juga menjadi teman baik dari St.Filipus Neri dan St.Karolus Borromeus, dua orang tokoh besar Gereja yang sangat berpengaruh pada masa itu. Bersama “Fra Luppo” (panggilan akrab santo Filipus Neri) ia membentuk sebuah kelompok doa, dimana mereka mengumpulkan anak-anak dari keluarga miskin, memimpin mereka berdoa dan mengajari mereka katekese.

Saat ia semakin tua, para atasannya harus memaksanya untuk memakai sandal demi melindungi kesehatannya. Kardinal Santori yang sangat mengagumi bruder kudus ini, berusaha menawarkan untuk menggunakan pengaruhnya agar biarawan yang sudah tua dan sakit-sakitan itu dapat beristirahat dari tugasnya meminta-minta; namun bruder Felix menolak.

Orang Kudus ini tutup usia di kota Roma pada tahun 1587, tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-72. Ia dimakamkan di ruang bawah tanah Gereja Santa Maria della Concezione dei Cappuccini. Misa pemakamannya dihadiri oleh begitu banyak umat yang membludak dan bersesak-sesakkan didalam gereja. Banyak yang pingsan karena terjepit dan kekurangan oksigen hingga beberapa buah jendela dan pintu harus di jebol.

Bruder Felix dibeatifikasi pada tahun 1625 oleh paus Urbanus VIII dan dikanonisasi pada tahun 1712 oleh paus Klemens XI. Ia adalah biarawan Kapusin pertama yang dikanonisasi dalam sejarah biara tersebut.

Sumber: katakombe.org

Inspirasimu: Santo Paskalis Baylon : 17 Mei