Home KATEKESE Santo Joseph Anchieta : 09 Juni

Santo Joseph Anchieta : 09 Juni

09 Juni, katekese, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Para Kudus di Surga, Santo Joseph Anchieta, Santo William dari York, Beata Anna dari St. Bartolomeus, Santo Nobertus, Santo Bonifasius, Santo Marselinus dan Santo Petrus Diakon, Santo Yustinus, Santo Santa, Teladan Kita, Bunda Maria, Rosario, Katekese, Para Kudus, Katolik, Hari Minggu Panggilan, Hari Raya Pentakosta

JOSEPH Anchieta, SJ (José de Anchieta y Díaz de Clavijo) adalah seorang misionaris Jesuit dari Spanyol yang berkarya di Brasil pada paruh kedua abad ke-16. Ia adalah tokoh yang sangat berpengaruh dalam sejarah Brasil di masa awal kolonisasi wilayah di Amerika Selatan tersebut. Rasul bangsa Brazil ini adalah salah seorang pendiri kota São Paulo di tahun 1554 dan kota Rio de Janeiro pada tahun 1565.

Awal kehidupan

Misionaris Jesuit yang kudus ini lahir pada tanggal 19 Maret 1534 di San Cristobal de La Laguna, Tenerife, Kepulauan Canary, Spanyol. Ayahnya yang bernama Juan Anchieta y Zelaiaran adalah kerabat dekat dari pendiri Serikat JesusSanto Ignasius de Loyola. Ibunya bernama Mencia Díaz de Clavijo y Llarena, putri dari Sebastián de Llarena, seorang bangsawan Converso “Marrano” dari kerajaan Castile.

Saat berusia 14 tahun, Joseph Anchieta pindah ke Portugal untuk melanjutkan studi di Portugal di Royal College of Arts di Coimbra. Ditempat inilah Joseph merasakan panggilan Tuhan untuk menjadi seorang missionaris. Karena itu Setelah menamatkan studi di Sekolah Menengah, Joseph melamar ke Serikat Jesus dan diterima di Seminari Tinggi Jesuit di Coimbra pada tanggal 1 Mei 1551.

Pada masa Novisiat, Joseph menjalani laku silih yang berat dan berpantang secara berlebihan hingga kesehatannya terganggu. Ia menderita radang tulang punggung yang membuatnya menderita sakit berkepanjangan dan tulang punggungnya terlihat bungkuk.

Menjadi Missionaris

Pada tahun 1553, Joseph Anchieta termasuk diantara para misionaris Jesuit gelombang ketiga yang dikirim Serikat Jesus ke koloni Portugis di Brazil. Para pembesar biaranya mengharapkan iklim yang sejuk di Amerika Selatan dapat memulihkan kesehatannya. Namun kenyataan yang terjadi tidaklah demikian. Punggung nya tidak pernah membaik dan Joseph selalu merasa kesakitan selama 44 tahun ia berkarya di Brazil.

Setelah menempuh perjalanan panjang yang melelahkan, dan harus mengalami beberapa kali kecelakaan di kapal, para missionaris tiba wilayah yang kini dikenal dengan nama São Vicente, desa pertama yang didirikan misi Jesuit di Brasil pada tahun 1534. Disanalah Joseph melakukan kontak pertama dengan orang-orang suku Indian Tapuia yang mendiami wilayah tersebut.

Pada akhir tahun 1553, Manuel da Nóbrega,SJ sebagai Provinsial Serikat Jesus pertama untuk wilayah Brasil, mengirimkan Joseph Anchieta bersama 12 orang Jesuit lainnya untuk menginisiasi karya misi di Piratininga, yang terletak di dataran tinggi sepanjang Sungai Tietê di Serra do Mar. Diwilayah terpencil ini 13 Jesuit ini mendirikan sebuah permukiman misionaris kecil dan merayakan misa untuk pertama kalinya pada tanggal 25 Januari 1554, tanggal yang menurut tradisi adalah tanggal pertobatan Santo Paulus (Ejaan Portugal = São Paulo). Sejak saat itu pula Piratininga dikenal sebagai São Paulo, dan tanggal 25 Januari dirayakan sebagai hari berdirinya kota tersebut.

ari São Paulo, para Jesuit mulai berkarya diantara suku-suku indian. Mereka mulai mengajar katekese dan membabtis penduduk pribumi dalam nama Jesus. Selain itu mereka juga berkarya dalam bidang pendidikan dan berbagai karya amal kasih lainnya. Dimasa ini padre Joseph diketahui mengajarkan bahasa Latin pada suku Indian dan mulai mempelajari bahasa Indian Tupi. Kelak ia berhasil menyusun kamus dan buku tata bahasa Indian Tupi.

Karya para Jesuit ini berkembang sangat pesat hingga beberapa tahun kemudian didirikanlah Pátio do Colégio sebuah lembaga pendidikan tinggi pertama di São Paulo yang dikelola oleh Serikat Jesus.

Padre Joseph Anchieta sangat berjasa bagi pemerintah Kolonial Portugis saat terjadi pemberontakan dari suku-suku Indian di sepanjang pantai São Paulo, Rio de Janeiro dan Espírito Santo. Pemberontakan terjadi setelah suku-suku Indian membentuk sebuah aliansi yang disebut Konfederasi Tamoyo, dan bersekutu dengan pihak Prancis. Kemampuan Joseph Anchieta berbicara dalam bahasa Tupi sangat membantunya dalam upaya negosiasi dan ia juga berhasil mendapatkan kepercayaan dari orang-orang Indian hingga kesepakatan damai dapat disepakati antara Konfederasi Tamoyo dan pihak Portugis.

Dalam masa ini Joseph pernah disandera selama lima bulan oleh pihak Tamoyo. Selama dalam tahanan ia menyibukkan diri dengan menulis puisi dalam bahasa Latin untuk menghormati Kesucian Bunda Maria. Karena tidak memiliki perlengkapan menulis, Joseph menulis puisi tersebut di pasir basah dan menghafal baris demi baris puisi tersebut. Ketika akhirnya ia dibebaskan, Joseph berhasil menyalin kembali 4.172 baris puisi tersebut keatas kertas.

Misionaris ulung ini tercatat sukses membawa seluruh anggota suku Indian Maramomis kedalam iman Kristiani. Ia juga menggubah sandiwara yang dimainkan oleh murid-muridnya, dan menuliskan naskah sandiwaranya dalam bahasa Latin, Spanyol, Portugis, dan bahasa Indian Tupi. Karena naskah dramanya adalah yang pertama ditulis di Brasil, Joseph Anchieta kelak dinyatakan sebagai Bapak Sastra Brasil.

Tutup Usia dan Kanonisasi

Pada tahun 1570 Joseph Anchieta terpilih menjadi Provincial Serikat Jesus wilayah Brazil menggantikan mentornya, Manuel Nóbrega yang baru saja tutup usia. Ditahun itu juga misi Jesuit Brazil mendirikan sebuah Perguruan Tinggi di Rio de Janiero.

Meskipun kesehatannya tidak pernah prima dan punggungnya yang sering sakit, selama sepuluh tahun berikutnya padre Joseph Anchieta terus melakukan perjalanan ke Rio de Janeiro, Bahia, Espírito Santo dan São Paulo, demi mengkonsolidasikan karya misi Yesuit di Brasil. Pada tahun 1577, superior jenderal keempat Yesuit, Everard Mercurian, menunjuk Anchieta sebagai Superior Serikat Jesus di Brasil.

Seiring kesehatannya yang semakin memburuk, pada tahun 1591 Joseph Anchieta memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan dan tugas-tugasnya. Ia menyepi ke biara Serikat Jesus di Reritiba, Espírito Santo, Brazil dan hidup dengan tenang dalam keheningan biara tersebut sampai tutup usia pada tanggal 9 Juni 1597.

Padre Joseph Anchieta dikanonisasi oleh Paus Fransiskus pada 3 April 2014. Ia adalah Santo ketiga dari negara Brasil dan menjadi warga asli Kepulauan Canary yang kedua (setelah Santo Petrus dari Santo Joseph Betancur, yang juga seorang misionaris di Amerika Latin) yang dinyatakan kudus oleh Gereja Katolik.

Sumber: katakombe.org

Inspirasimu: Santo William dari York : 08 Juni