Beranda BERITA Siapa Kita Ditentukan Oleh Informasi Apa yang Kita Konsumsi

Siapa Kita Ditentukan Oleh Informasi Apa yang Kita Konsumsi

Direktur Pengolahan dan Penyediaan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika, Selamatta Sembiring dalam acara Literasi Media bertajuk “Taat Beragama Sopan Berkomunikasi”, di Aula Magna Keuskupan Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat (11/5). (Mirifica.net/Kevin S Putra)

Siapa kita ditentukan oleh apa yang kita konsumsi setiap hari. Apabila yang kita konsumsi setiap hari adalah informasi atau berita-berita perang, kerusuhan, ujaran kebencian, kekerasan, maka itu akan menentukan siapa kita.

Demikian dikatakan Direktur Pengolahan dan Penyediaan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika, Selamatta Sembiring dalam acara Literasi Media bertajuk  “Taat Beragama Sopan Berkomunikasi”, di Aula Magna Keuskupan Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat (11/5).

Selammatta Sembiring  menjelaskan informasi itu seperti makanan yang kita konsumsi sehari-hari.  Jika setiap hari kita makan buah-buah, kita akan cantik, sehat. Jika kita makan biji-bijian, kita akan kalem seperti orang Jawa. “Beda lagi mereka yang suka makan daging, seperti orang Batak seperti saya, ia akan lebih keras. Kita makan daun-daunan seperti orang Sunda akan menjadi romantis.” ujarnya di hadapan 150 orang muda Katolik, pastor, suster dan mahasiswa Universitas Palangka Raya.

Sebuah penelitian, kata Selamatta, menyatakan mereka yang setiap hari terpapar informasi, berita, video yang berisi perang, kerusuhan, kekerasan, dan kebencian akan membentuk mereka menjadi orang yang keras dan temperamen.

Lebih lanjut Selamatta juga mengungkapkan keprihatinannya melihat generasi milenial yang tidak bisa lepas dari gadget. “Seperti orang kecanduan,” tambahnya.  Anak-anak generasi ini sudah tak bisa lepas dari alat komunikasi modern. Akan sangat sedih bila perangkat elektronik seperti ponsel, tablet dan komputer hilang.

Memang dalam sebuah suvei anak generasi milenial masih menomorsatukan keluarga saat sakit atau meninggal. Tapi, alat komunikasi ini berada di urutan kedua yang paling menyebabkan anak generasi milenial sedih,”tambahnya.

Karena itu, Selamatta berpesan kepada orang muda yang hadir saat itu agar bijak dalam menggunakan gadget dan bijak memanfaatkan waktu.

“Tuhan memberikan kita waktu 24 jam, 12 jam untuk beraktivitas, 8 jam waktu tidur justru dipakai untuk main gawai. Ini tidak bijak.  Jadi, bijaklah menggunakan waktu,”ujarnya mengakhiri.