Beranda KWI KOMISI-KOMISI Suka Duka Komisi Komsos Melayani Umat

Suka Duka Komisi Komsos Melayani Umat

Ketua Komisi Komsos KWI, Mgr Datus Lega (baju tengah, batik) berfoto bersama peserta rapat pleno komisi komsos bertajuk "Transformasi Komunikasi Sosial di Era Digital", Rabu (15/8) di Sorong - Papua.

MESKI ada banyak kemajuan dan dampak positif dalam pelayanan komsos, ada sejumlah kendala dan tantangan yang harus dihadapi. Disebut kendala mengganggu, tetapi juga tantangan karena mendorong adanya upaya, kreativitas dan jalan keluar baik dari dalam (gereja), maupun luar.

“Ketua komsos begitu saja ditunjuk. Syukur-syukur sesuai talenta. Umumnya tidak, tanpa persiapan, talenta terbatas, dan merangkap tugas lain, tetapi toh dengan rendah hati diterima,”ujar pengamat Rapat Pleno, RP Petrus Aman OFM saat menyampaikan hasil evaluasi pada Kamis (16/8) di Sorong, Papua.

Belum lagi sertijab yang sepertinya kurang tertata dengan inventaris komsos yang tidak mudah dilacak, sarana dan prasarana yang tak memadai serta dana yang umumnya minim.

Kesulitan itu diperparah dengan pengalaman pastor yang kurang dan belum sadar serta perlu dan pentingnya komsos. Aman menyebut, institusi hasil Konsili Vatikan ke-2 ini seolah-olah fakultatif, boleh ada, boleh tidak. Bahkan disamakan dengan seksi humas dan fotografi suatu acara. “Kalau para pastor paroki belum optimal mendukung mungkin kita masih bisa bersuara. Nah, bagaimana yang “di atasnya?”tanya Aman.

Seperti diceritakan Ketua Komisi Komsos Keuskupan Maumere, RD Polycarpus Sola. Dari 36 paroki di Keuskupan Maumere 6 paroki belum memiliki seksi komsos. “Pemahaman tentang seksi komsos di enam paroki ini masih kurang. Komsos masih dipandang sebagai humas/PR,”ujarnya.

Akibatnya, program-program komsos belum sepenuhnya bisa dilaksanakan. “Kesulitan lain adalah menyakinkan pastor parokinya (red: bahwa seksi itu penting),”imbuh Polycarpus.

Sementara itu, tantangan dari umat juga tidak sedikit. “Kita bersusah payah menerbitkan majalah dan buletin, tetapi minat baca rendah. Kerja keras dan biaya tidak sedikit, seakan sia-sia,”ungkap Ketua Komisi Komsos Keuskupan Agung Merauke, Yovita Tael.

Sekretaris Eksekutif Komisi Komsos KWI, RD Kamilus Pantus (kiri) bersama Ketua Komisi Komsos Keuskupan Agung Merauke, Yovita Tael. (dok.Komsos KWI/Kevin)

 

Dari jejaring kerja juga tidak sepi hambatan seperti acara siaran yang disiapkan dengan susah payah lalu begitu saja dibatalkan. Atau diberi alokasi waktu yang sedikit dan pada jam sepi.

“Indonesia dengan wilayah luas, penduduk melimpah dan sebaran sarana komunikasi yang terus membanjir merupakan medan luas bagi karya pelayanan kita di bidang komsos. Tantangan semakin besar, maka seharusnya pun kita semakin tangguh,”ujar Aman menegaskan.