Jakarta – Uskup Malang Monsinyur Henricus Pidyarto Gunawan, O.Carm mengkritik tajam perilaku manusia zaman sekarang dalam berkelana di dunia digital, khususnya media sosial. Ahli Kitab Suci ini menyoroti kecenderungan manusia modern yang menjadikan diri sendiri sebagai pusat perhatian. Karena itu ia mengingatkan umat Katolik agar kembali menempatkan nilai-nilai Injil sebagai dasar kehidupan bermasyarakat.
“Dalam media sosial, kata yang paling sering muncul ternyata adalah ‘aku’,” ujar Mgr. Pid di hadapan para peserta Pekan Komunikasi Sosial Nasional XII di Aula STFT Widya Sasana, Malang, Kamis (12/06/2025). Ia menilai bahwa pergeseran ini mencerminkan perubahan besar dalam cara manusia membentuk identitas, yaitu melalui pengakuan eksternal dan pencitraan diri yang masif.
Kotbah yang disampaikan itu banyak menyinggung bagaimana masyarakat kini lebih mementingkan visualitas dan pengakuan sosial. Mgr. Pid mengamati bahwa media seperti Instagram dan TikTok telah menjadi panggung utama dalam membentuk persepsi dan memengaruhi keputusan banyak orang, termasuk generasi muda yang memilih jalur pendidikan atau profesi berdasarkan citra, bukan panggilan.
Dalam bagian reflektif kotbahnya, Mgr. Pid mengutip ayat Kitab Suci yang berbunyi, “Yang kami perlihatkan bukanlah diri kami sendiri, tetapi Yesus Kristus.” Ia mengajak umat untuk tidak menempatkan diri sebagai pusat pesan, tetapi menjadikan nilai-nilai Injil sebagai inti dari komunikasi—termasuk dalam dunia digital.
Ia juga mengingatkan bahwa media sosial bukanlah musuh, tetapi sarana yang jika digunakan dengan tepat, dapat menjadi kekuatan untuk menyebarkan kasih dan memperkuat pelayanan sosial. “Kalau digunakan secara benar, media bisa sangat berjasa bagi kemanusiaan,” kata Mgr. Pid, seraya menyitir pandangan Bunda Teresa.
Namun, ia tetap memberi peringatan bahwa godaan untuk mengedepankan diri di ruang publik digital sangat besar. Di tengah arus konten yang terus membanjiri layar, umat diminta untuk mawas diri dan tidak tergelincir dalam pola pikir yang mengutamakan popularitas ketimbang kesaksian hidup.
Sebagai penutup, Mgr. Pid menyampaikan kutipan yang ia sebut sebagai pegangan hidup dalam era digital yang penuh tantangan spiritual: “Dia (Kristus) harus makin besar, dan aku harus makin kecil.” Kalimat tersebut, kata dia, adalah penanda spiritualitas sejati yang harus tetap dijaga oleh umat beriman dalam setiap ekspresi, termasuk di media sosial.
Kotbah tersebut menjadi pengingat bahwa dalam dunia yang serba cepat dan sarat pencitraan, kesederhanaan dan ketulusan tetap menjadi dasar komunikasi yang bermakna.

Mantan Jesuit, Pendiri Sesawi.Net, Jurnalis Senior dan Anggota Badan Pengurus Komsos KWI